Pada umumnya polisakarida
mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada monosakarida dan
oligosakarida. Polisakarida terdiri dari banyak molekul monosakarida.
Beberapa polisakarida yang penting di antaranya ialah amilum, selulosa,
dan glikogen.
Polisakarida ini terdapat
banyak di alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Amilum atau pati
terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Batang pohon sagu
mengandung pati yang setelah dikeluarkan dapat dijadikan bahan makanan.
Umbi yang terdapat pada ubi jalar atau akar pada ketela pohon atau
singkong mengandung pati yang cukup banyak, sebab ketela pohon tersebut
selain dapat digunakan sebagai makanan sumber karbohidrat. Amilum
terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer
dari glukosa, yaitu amilosa dan sisanya amilopektin. Amilosa terdiri
dari 250-300 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan α
1,4-glikosidik, jadi molekulnya merupakan rantai terbuka. Amilopektin
juga terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai
ikatan 1,4-glikosidik dan sebagian lagi 1,6-glikosidik. Adanya ikatan
1,6-glikosidik menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul
amilopektin berbentuk rantai panjang dan bercabang.
Molekul amilopektin lebih
besar dari molekul amilosa karena terdiri atas lebih dari 1.000 unit
glukosa. Butir-butir pati tidak larut dalam air dingin tetapi apabila
tersuspensi dalam air yang dipanaskan akan terjadi suatu larutan koloid
yang kental. Larutan koloid ini apabila diberikan larutan iodium akan
berwarna biru. Warna biru ini disebabkan oleh molekul amilosa yang
membentuk senyawa. Amilopektin dengan iodium akan memberikan warna ungu
atau merah lembayung.
Amilum dapat dihidrolisis
sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan glukosa.
Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase. Dalam
ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase
yang bekerja terhadap amilum yang terdapat dalam makanan. Oleh enzim
amilase, amilum diubah menjadi maltosa dalam bentuk β maltosa.